Kasus Supply Chain
- Apa tantangan utama yang dihadapi dalam manajemen rantai pasok
pada perusahaan ini?
Ketidakstabilan permintaan pasar, yang membuat perencanaan produksi sulit.
Keterlambatan pasokan bahan baku akibat kendala logistik atau pemasok.
Koordinasi yang kompleks antara berbagai pihak dalam rantai (pemasok, produsen, distributor).
Biaya transportasi dan logistik yang tinggi.
Kurangnya transparansi data, yang dapat menyebabkan kesalahan perencanaan.
2. Bagaimana cara perusahaan menjaga kelancaran rantai pasok selama
masa krisis, seperti pandemi atau bencana alam?
Diversifikasi pemasok dari berbagai wilayah untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber.
Meningkatkan cadangan stok (safety stock) untuk produk penting.
Menggunakan teknologi digital untuk memantau status pengiriman secara real-time.
Membangun komunikasi intensif antara semua pihak dalam rantai pasok.
Menyiapkan rencana darurat (contingency plan) agar operasi tetap berjalan saat krisis.
3. Apa peran teknologi (seperti AI, big data, atau blockchain) dalam
meningkatkan efisiensi rantai pasok?
AI (Artificial Intelligence): memprediksi permintaan, mengoptimalkan jadwal produksi, dan mengurangi pemborosan.
Big Data: menganalisis tren pasar dan perilaku pelanggan untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Blockchain: memastikan transparansi dan keamanan data transaksi di seluruh rantai pasok.
IoT (Internet of Things): memantau kondisi barang dan peralatan secara langsung.
4. Bagaimana perusahaan dapat mengurangi biaya dalam rantai pasok
tanpa mengorbankan kualitas?
Meningkatkan efisiensi operasional, seperti penggunaan sistem otomatis dalam pergudangan.
Negosiasi harga dan kontrak jangka panjang dengan pemasok untuk mendapatkan harga stabil.
Pengendalian inventori yang ketat, agar tidak ada kelebihan stok.
Optimasi jalur distribusi dan pengiriman agar hemat biaya logistik.
Penerapan konsep lean supply chain, yaitu menghilangkan proses yang tidak memberikan nilai tambah.
5. Bagaimana perusahaan mengelola hubungan dengan pemasok dan
mengukur kinerja mereka?
Menjalin kemitraan jangka panjang dengan pemasok yang dapat dipercaya.
Menerapkan evaluasi kinerja berkala berdasarkan indikator seperti kualitas, ketepatan waktu, dan harga.
Memberikan umpan balik dan pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas pemasok.
Menggunakan sistem Vendor Performance Scorecard untuk memantau kinerja objektif.
6. Apa strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi keterlambatan
pengiriman bahan baku atau barang jadi?
Memiliki pemasok cadangan (backup supplier).
Meningkatkan buffer stock untuk bahan baku kritis.
Perencanaan permintaan jangka panjang (forecasting).
Pemanfaatan teknologi pelacakan logistik real-time.
Komunikasi cepat dan koordinasi intensif dengan pemasok untuk mencari solusi segera.
7. Bagaimana sistem persediaan yang optimal dapat membantu
perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara permintaan dan
penawaran?
Sistem persediaan yang optimal membantu perusahaan menyeimbangkan antara permintaan dan pasokan, sehingga tidak terjadi kekurangan (stock-out) atau kelebihan stok.
Model Just-In-Time (JIT) mengurangi biaya penyimpanan dengan menerima bahan baku tepat waktu.
Analisis data permintaan historis membantu menentukan jumlah stok ideal.
Dengan manajemen persediaan yang efisien, arus kas dan kapasitas gudang lebih terkendali.
8. Bagaimana pentingnya transparansi dan kolaborasi dalam rantai pasok
bagi keberhasilan perusahaan?
Transparansi membangun kepercayaan antar pihak, meminimalkan risiko penipuan, dan mempercepat pengambilan keputusan.
Kolaborasi antara pemasok, produsen, dan distributor meningkatkan koordinasi serta efisiensi.
Kedua hal ini menciptakan rantai pasok yang adaptif dan tangguh terhadap perubahan pasar maupun gangguan eksternal.
9.Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keberlanjutan
(sustainability) dalam rantai pasoknya?
Menggunakan bahan ramah lingkungan dan mengurangi limbah produksi.
Memilih pemasok yang memiliki praktik berkelanjutan.
Mengoptimalkan logistik untuk menekan emisi karbon (misalnya rute efisien).
Mendaur ulang kemasan dan meminimalkan penggunaan plastik.
Mengukur dampak sosial dan lingkungan dari seluruh proses rantai pasok.
